JAKARTA-Psikolog Keluarga dan Pernikahan dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani mengungkapkan hasil penelitian Balitbang Kementerian Agama pada 2016 bahwa praktik kawin kontrak bukannya untuk memenuhi kebutuhan primer, pelaku justru berkeinginan memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya.
Dia lantas menyebut hulu praktik kawin kontrak, perdagangan orang dan prostitusi, adalah alasan ekonomi.
Kebanyakan untuk kebutuhan tersier dan sekunder bahkan. Bukan untuk kebutuhan bertahan hidup. Sudah menjadi prostitusi, ujarnya melansir Antara, Sabtu (15/06).
Dia menambahkan, merujuk pada praktik kawin kontrak di kawasan Puncak Jawa Barat, para perempuan yang terlibat ada yang masih berstatus anak.
Perempuan tersebut, kata dia, diminta lingkungan sekitar tak terkecuali orang tua mereka mencari nafkah, salah satunya melalui kawin kontrak yang sebenarnya hanya kedok perdagangan orang dan juga terkait prostitusi.