JAKARTA-Anggapan bahwa risiko kematian yang ditimbulkan rokok elektrik beraroma atau vape lebih rendah daripada rokok tembakaubelum tentu benar.
Pasalnya, dari 34 penelitian ada yang menunjukkan vape memberi dampak risiko kematian lebih tinggi dari rokok biasa, dan ada pula yang sebaliknya.
Terkait angka kematian akibat vape, itu menurut saya akan sangat tergantung dari penyakit yang menyertai kasus meninggalnya pasien. Vape tidak hanya menjadi salah satu faktor kematian, namun faktor itu berkolaborasi dengan penyakit lain, ujar pegiat kesehatan di Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dr Ajeng Tias Endarti, SKMbelum lama ini.
Menurut Ajeng, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan vapesebagai salah satu faktor risiko penyebab kematian utama ketimbang rokok tembakau, karena penelitiannya baru berlangsung dalam rentang waktu singkat.
Lebih jauh Ajeng menjelaskan, hampir semua studi sejak 1950-an menyepakati rokok menjadi faktor risiko penyakit ibu dan anak, penyakit menular.