JEMBER-Sebanyak 22 persen mahasiswa Universitas Jember (Unej)terpapar radikalisme berdasarkan laporan studi pemetaan gerakan radikalisme yang dilakukan LP3M Unej pada tahun 2018.
Hal itu diungkapkan Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember (Unej,) Akhmad Taufiq.
Di Unej terdapat 22 persen yang terpapar radikalisme, diderivasi lagi menjadi radikalisme teologis yakni setuju dengan pengkafiran, qital, dan jihad yaitu sejumlah 25 persen, radikalisme politis berupa kesetujuannya pada konsep negara Islam atau khilafah sejumlah 20 persen, kata Akhmad Taufiq saat menjadi pembicara dalam pleno 4 Festival HAM yang dilaksanakan di aula PB Sudirman Kantor Pemkab Jember, Jawa Timur, Rabu (20/11).
Menurutnya, hal itu menunjukkan betapa pentingnya semua pihak, meskipun persentase tersebut belum dapat dinyatakan bahwa mereka telah melakukan tindakan kekerasan fisik, baik pada diri mereka sendiri, maupun pada orang lain.
Secara substansial, Taufiq memberi tanggapan substantif atas temuan riset yang dilakukan INFID Jakarta yang menyatakan adanya 10 perguruan tinggi negeri (PTN) yang terpapar radikalisme, yang ditunjukan aktivitas merakit bom, pelatihan militer, razia syariah, dan keterlibatan mahasiswa pada organisasi terlarang HTI merupakan kondisi yang dapat dikatakan krusial dan akut.