Surabaya - Lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) mendominasi pengangguran di Jawa Timur karena kurang terserap maksimal ke dalam pasar kerja. Demikian catatan Badan Pusat Statistik Jatim.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono di Surabaya, Selasa (06/11), mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jawa Timur pada Agustus 2018 tercatat sebesar 3,99%atau mengalami penurunan 0,01 poin dibanding TPT Agustus 2017 sebesar 4,00%.
Dari angka itu, TPT untuk SMK masih mendominasi di antara beberapa tingkat pendidikan lainnya, disusul TPT tertinggi berikutnya lulusan sekolah menengah atas (SMA) sebesar 6,31 persen.
TPT adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja. Dengan kata lain, masih terjadi permasalahan titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja, ujarTeguh.
Sebaliknya, kata Teguh, TPT terendah adalah untuk pendidikan SD ke bawah sebesar 1,67 persen, karena penduduk dengan pendidikan rendah cenderung menerima tawaran pekerjaan apa saja.
Sementara untuk status pekerjaan utama, di Jatim terbanyak sebagai buruh, karyawan dan pegawai sebanyak 34,63 persen, kemudian diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,43 persen), dan berusaha sendiri (16,32 persen).