Jakarta-Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai pemimpin berani menindak tegas kelompok-kelompok radikal yang tidak mau mengakui Pancasila sebagai dasar negara.
Secara idiologi, Jokowi ini berani mengambil risiko untuk menggebuk ormas yang tidak menjunjung tinggi pancasila dan NKRI. Artinya Jokowi mengambil risiko berhadap-hadapan dengan kelompok-kelompok yang selama ini tidak mengakui Pancasila dan demokrasi sebagai sistem politik kita, kata Adi di Jakarta, Selasa (26/03).
Menurut Adi, kebijakan Jokowi seperti membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan kebijakan tak populer dan bukanperkara mudah dengan risiko siap dimusuhi dansiap tidak akan disukai.
Jokowi tidak kompromi dengan kelompok-kelompok masyarakat yang tidak mengakui Pancasila. Jadi tidak ada tempat bagi siapa pun di negara ini yang tidak mengakui pancasila sebagai dasar negara. Dan itu yang dilakukan Jokowi, ujarnya.
Pemimpin sipil, sambung Adi, cenderung berani mengambil risiko berhadap-hadapan dengan kelompok-kelompok yang enggak setuju dengan Pancasila.