5 Kunci Sukses Kediri Kendalikan Inflasi
KEDIRI-Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, Jawa Timur, berupaya keras mengendalikan inflasi dengan inovasi yang dilakukan dari hulu ke hilir agar perdagangan antardaerah terus berjalan.
Tak heran bila TPID Kota Kediri berhasil meraih penghargaan TPID terbaik kabupaten/kota se-Jawa Bali yang ketiga kalinya setelah berhasil meraih pada 2016 dan 2017.
"Kalau inflasi tinggi tentu ekonomi akan anjlok, pasti angka pengangguran dan kemiskinan akan tinggi. Salah satu yang paling tepat adalah menjaga inflasi supaya ekonomi tumbuh baik. Harus kita pertahankan dan distimulasi terus," kata Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jumat (26/07).
Mas Abu, sapaan akrabnya, menambahkan pemerintah kota akan terus berinovasi untuk mengendalikan inflasi.
Banyak masyarakat yang tidak memahami dampak dari mengendalikan inflasi, seperti pengangguran yang menurun, daya beli meningkat serta masyarakat bisa berinvestasi dengan baik.
"Kami akan cari model-model baru lagi. Inflasi ini kan bermacam-macam ada dari pendidikan juga. Tentu 'treatment' mengendalikannya juga berbeda-beda," kata dia.
Untuk terus mengendalikan inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri memiliki lima kunci sukses, yakni:
Pertama, adanya komitmen yang kuat dari para pimpinan dan jajarannya.
Kedua, menjalankan strategi 4K dengan sungguh-sungguh.
Ketiga, adanya analisis yang tajam dalam memitigasi potensi inflasi.
Kempat, adakah pemimpin selalu hadir ketika terjadi kesulitan masyarakat.
Terakhir, kelima yaitu TPID yang solid.
Diketahui, penghargaan TPID terbaik 2018 diterima Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Kamis (25/7).
Inflasi pada 2018 sebesar 1,97 persen menjadi salah satu alasan TPID Kota Kediri berhasil mempertahankan anugerah ini, mengingat penilaian TPID kali ini 50 persen dinilai dari outcome. Dengan itu, angka inflasi lebih rendah dari angka inflasi Provinsi Jawa Timur (2,86 persen) dan inflasi nasional (3,13 persen) pada tahun 2018 ini memberi sumbangsih besar pada penilaian. Indikator lain dalam penilaian adalah proses dengan bobot 20 persen dan output dengan bobot 30 persen. (Ant)