Ambisi Dewan Kopi Nasional Jawa Timur
Surabaya-Dewan Kopi Nasional Jawa Timur berkeinginan untuk menggerakkan kopi Jawa Timur tidak hanya untuk diekspor, namun juga sebagai andalan industri unggulan nasional.
“Hal ini dilakukan agar pada tahun 2030 Indonesia jangan sampai menjadi salah satu negara importir kopi,” ujar Ketua Dewan Kopi Nasional Provinsi Jawa Timur Muhammad Zakki usai sambutan di acara Ngopi Bareng Rek dalam rangka peringatan Hari Kopi Nasional di Museum BI di Surabaya, Senin (11/03).
Dewan Kopi juga akan menggerakkan petani agar tidak hanya sekedar menanam secara konvensional saja, tetapi petani modern bisa juga menjadi petani industri kopi yang berkualitas baik yang bisa diterima pasar lokal dan dunia.
“Jadi bukan hanya sekedar menanam saja, tetapi petani kopi modern bisa menjadikan kopi industri yang kita harapkan hasilnya,” tuturnya.
Menurutnya harus ada upaya merangkul petani melalui pembinaan, advokasi, dan Edukasi, sehingga petani sangat terasa, artinya tidak hanya menjual kepada pedagang saja, tetapi juga bisa mengelola dari proses hulu ke hilir.
“Integrasi hulu ke hilir hal ini yang sangat penting sekali,” ungkapnya.
Total lahan kopi di Jawa Timur kurang lebih 30 juta hektare, setiap kali panen dalam satu hektar setiap tahun bisa menghasilkan 750 sampai 1000 Kg yang konfensional.
“Tetapi melalui advokasi, edukasi dan pembinaan kita berharap kepada petani setiap kali panen bisa menghasilkan 1500 sampai 2000 ribu Kg,” imbuhnya.
Untuk mencapai hasil panen kopi sebesar itu, memang ada kendala yakni memberikan pemahaman kepada para petani, tentang penyadaran, bahwa petani sebenarnya adalah sesuatu yang bisa diberdayakan, seperti dari sisi pemahaman pola pikirnya, cara menanam dan bibit.