Ambles, Akses Jalan di Jalur Selingkar Wilis
TULUNGAGUNG-Jalan sirip di jalur Selingkar Wilis, Desa Geger, Tulungagung, Jawa Timur ambles terseret longsor akibat gerusan air hujan yang mengguyur kawasan tersebut, Senin (16/12).
Kendati tak menyebabkan akses jalan utama menuju eks-perkebunan teh di puncak bukit Penampihan yang merupakan anak Gunung Wilis, jalan rabat terlihat sudah menggantung.
"Warga pagi tadi gotong-royong memasang karung berisi pasir untuk membatasi area badan jalan yang menggantung akibat pleseng yang ambrol tersebut," ujar Sekretaris Desa Geger, Kecamatan Sendang, Sulis dikonfirmasi di lokasi tanah longsor di Tulungagung, Selasa (17/12).
Data BPBD Tulungagung menyebut akses jalan yang rusak dan menggantung terukur sepanjang 23 meter dengan kedalaman 12 meter.
Peninjauan lapangan dilakukan tim gabungan dari BPBD, Dinas PU Binamarga, Bappeda bersama perangkat Desa Geger untuk mengevaluasi langkah penanganan yang akan diambil demi mencegah kerusakan lebih parah.
"Yang jelas langkah pertama kami selain memasang karung berisi pasir untuk membatasi akses jalan di area terdampak agar tidak dilalui kendaraan dan orang, di plengseng yang ambrol akan dipasangi terpal. Maksudnya untuk meminimalkan agar air hujan tak langsung mengenai struktur tanah sehingga memicu longsor susulan," kata Kepala Bidang Logistik dan Kebencanaan BPBD Tulungagung, Nursono.
Sementara Plt Kabid Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung Farid Abadi, belum memastikan kapan perbaikan struktur plengseng yang ambrol akan dilakukan.
"Nanti yang bisa memutuskan pimpinan. Apakah ini bisa dikategorikan kedaruratan bencana atau tidak. Jika iya (masuk kategori kedaruratan bencana), pembangunan bisa saja dilakukan secepatnya akhir Desember 2019 meski nanti teknis selesainya baru Januari 2020. Administrasi penganggaran tinggal menambahkan klausul dalam berkas kontrak pekerjaan," ujar Farid.
Kondisi jalan rabat yang plengsengnya amblas itu cukup mengkhawatirkan. Berdasar pengamatan, risiko longsor susulan sangat mungkin terjadi jika kembali turun hujan dengan intensitas tinggi di wilayah tersebut.
Kendati dipasang terpal besar di atas badan tebing yang longsor, aliran air dari arah atas jalan yang mengalir dipastikan tetap akan tumpah dan menggerus badan tebing itu sehingga struktur tanah di bawah jalan semakin labil.
Bila longsor susulan kembali terjadi, tak hanya akses jalan satu-satunya menuju pemukiman Desa Geger dan arus hasil bumi dari perkebunan di bukit Penampihan yang berisiko terputus total, sejumlah bangunan rumah di sekitar lokasi juga rawan terseret longsor. (Ant)