Angin Puting Beliung Hantam 4 Kecamatan di Jember
JEMBER-Angin puting beliung yang disertai hujan deras, Senin (18/11), menghantam empat kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Puluhan rumah diporkan rusak akibat angin puting beliung tersebut.
"Angin puting beliung menerjang Kecamatan Arjasa, Pakusari, Kalisat, dan Sumbersari, namun petugas di lapangan terus bergerak memantau daerah lainnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo melansir Antara, Senin (18/11).
Di Kecamatan Arjasa, angin puting beliung menerjang Desa Biting dan Candijati. Beberapa rumah dilaporkan rusak, pohon tumbang, kandang ayam roboh, dan tiang listrik roboh akibat tertimpa pohon tumbang.
"Hingga kini terdata 21 rumah rusak, satu mushalla rusak, dan pohon tumbang di Kecamatan Arjasa, namun petugas masih di lapangan untuk terus melakukan pendataan korban yang terdampak angin puting beliung di sana," ungkap Heru.
(Rumah terdampak puting beliung di Kabupaten Jember, Senin 18 November 2019/BPBD Jember)
Sementara di Kecamatan Pakusari, terdata sebanyak 20 rumah rusak ringan, dua rumah rusak berat, dan Pondok Pesantren Shofa Marwah mengalami kerusakan.
"Rumah rusak dan pohon tumbang juga terjadi di Desa Gumuksari, Kecamatan Kalisat, serta satu rumah rusak berat di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari," katanya.
Selain itu, sambung Heru, bencana angin kencang juga menerjang Desa Lengkong dan Kawangrejo di Kecamatan Mumbulsari yang menyebabkan dua rumah rusak, tiga gudang tembakau roboh, dan fasilitas SDN Lengkong 3 mengalam kerusakan.
"Beberapa pohon tumbang melintang di jalan dan jaringan PLN putus akibat tertimpa pohon yang tumbang di Kecamatan Mumbulsari, sehingga petugas memotong pohon tersebut untuk membuka akses jalan desa yang tertutup," tuturnya.
Heru mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaanya pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang sering disertai angin puting beliung.
"BPBD Jember selalu menyampaikan informasi terkait dengan peringatan dini cuaca ekstrem yang disampaikan oleh BMKG Juanda melalui media sosial dan sejumlah komunitas relawan untuk disebarkan kepada masyarakat, agar bisa meningkatkan kewaspadaannya," tutupnya. (Ant)