Arema FC Salurkan Paket Bantuan ke Warga Malang

Arema FC Salurkan Paket Bantuan ke Warga Malang Perwakilan dari Arema FC membagikan paket bantuan kepada salah seorang warga Kota Malang, Jawa Timur, untuk mengurangi dampak ekonomi yang timbul dari penyebaran virus Corona atau COVID-19, Minggu (12/4/2020). (Foto&keterangan: Antara).

MALANG - Arema FC membagikan ratusan paket bantuan bahan pangan kepada warga Kota Malang, Jawa Timur, dalam upaya mengurangi dampak ekonomi yang timbul, akibat penyebaran virus Corona atau COVID-19.

General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, mengatakan bahwa aksi sosial tersebut saat ini dilakukan untuk warga yang berada di sekitar markas Arema FC yang berjuluk Kandang Singa, di Kecamatan Klojen, Kota Malang.

"Program ini bernama Arema FC Bakti untuk Arek (anak) Malang, semoga bantuan ini sedikit membantu warga yang sedang susah dan terdampak COVID-19," kata Ruddy di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (12/4).

Ruddy menjelaskan, meskipun saat ini dunia sepak bola Indonesia juga dalam kondisi sulit karena kompetisi dihentikan. Namun, olahraga itu telah mengajarkan rasa persaudaraan sesama masyarakat.

Menurut Ruddy, Arema FC yang lahir dan tumbuh di Malang, tidak lepas dari peran para pendukungnya untuk membesarkan tim berjuluk Singo Edan tersebut. Sehingga, penyaluran bantuan tersebut merupakan bentuk rasa kepedulian Arema FC untuk masyarakat Malang.

"Saat kita menghadapi situasi sulit, kita terpanggil untuk turut gotong royong membantu meringankan beban masyarakat," ujar Ruddy.

Sebelumnya, Arema FC juga turut serta dalam berbagai kegiatan untuk menekan penyebaran COVID-19, khususnya di wilayah Kota Malang. Salah satunya dengan bergabung dalam gerakan Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC).

Tercatat, hingga saat ini di wilayah Kota Malang, ada delapan orang yang positif terjangkit COVID-19. Dari delapan pasien tersebut, empat di antaranya telah sembuh, sementara empat lainnya masih dalam perawatan.

Selain itu, di kota terbesar kedua di Jawa Timur tersebut terdapat 1.042 orang berstatus Orang Dalam Risiko (ODR), 153 Orang Tanpa Gejala (OTG), 300 Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan 49 orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). (Ant).