Bahaya, Jatim 'Juara' Pecandu Narkoba
SURABAYA-Provinsi Jawa Timur (Jatim) menduduki peringkat pertama pecandu narkoba di Indonesia. Untuk itu DPRD Jatim mendorong program pencegahan narkoba masuk dalam kurikulum sekolah sedari tingkat SD.
"Data internasional kalau jumlah pengguna narkoba diatas 2 persen itu bahaya. Namun dalam pertemuan tadi datanya 2,5 persen dari jumlah penduduk jatim," ungkap Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim, Hari Putri Lestari seusai menerima kunjungan LSM antinarkoba, di DPRD Jatim, Senin (07/10).
Mengacu data internasional, sambung legislator sapaan akrab Tari ini, kalau pengguna narkoba di atas 2 persen dari jumlah penduduk masuk kategori bahaya. Maka sangat ironis, pecandu narkoba di Jatim mencapai 2,5 persen.
Untuk itu, Tari mendorong program pencegahan masuk kurikulum menyusul banyaknya mafia narkoba meracuni murid SD dengan mencampurkan ke makanan, permen, atau jeli.
"Karena di SD sudah ada yang meracuninya bentuk permen. Kalau TK kan diantar makan disuap orang tua. Kalau SD makan sendiri," bebernya.
Menurutnya, siswa di sekolah harus memberi pemahaman akan bahaya narkoba, dan pencegahan bisa dilakukan berupa tes urin bagi murid SD dan SMP.
Peningkatan kualitas SDM dan pemberatasan narkoba, lanjut politkus PDIP ini, merupakan program Presiden Jokowi.
"Jadi diingatkan bahaya narkoba bahwa ini terkait SDM," tutupnya. (kominfo)