BBKP Surabaya Waspadai Virus Demam Babi Afrika
SURABAYA-Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan menyusul masuknya virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika ke sejumlah negara.
Indra, petugas BBKP Surabaya wilayah Juanda, Selasa (12/11), mengatakan merebaknya ASF mendorong petugas karantina pertanian se-Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan baik di pelabuhan laut, udara dan penyeberangan.
Peningkatan kewaspadaan, sambung Indra, perlu dilakukan karena Indonesia masih bebas ASF, dan hingga saat ini belum ada obat ataupun vaksin untuk mengatasi ASF.
Virus ASF tidak bisa dimusnahkan melalui pengawetan, bahkan bakal bertahan dalam beberapa bulan pada media daging mentah dan beku.
Selain daging beku, media pembawa ASF lainnya berupa daging babi segar, sosis, nugget, kornet, bakso dan babi hidup.
Hal ini memerlukan kerjasama lintas sektoral untuk pencegahan masuknya ASF ke Indonesia.
Indra menambahkan, daging babi beku meski tidak terlalu banyak tetap harus disertai sertifikat sanitasi produk hewan dari negara asal.
Sebelumnya, pada 25 Oktober 2019 lalu, petugas BBKP Surabaya wilker Bandara Juanda mengamankan 18 Kg daging beku tanpa dokumen dari Italia.
Untuk diketahui, laporan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia atau OIE menyebut hampir semua negara di Asia telah terkontaminasi virus ASF, diantaranya: Mongolia (Januari 2019), Vietnam (Februari 2019), Kamboja (Maret 2019), Hongkong (Mei 2019), Korea Utara (Mei 2019), Filipina (Agustus 2019) dan yang terbaru adalah Timor Leste (September 2019). (JNR)