Bela Ipang, Barisan Gus: Mari Kedepankan Politik Santun
Surabaya-Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diimbau tidak asal main tuding Irfan Wahid (Gus Ipang) sebagai sosok di belakang peredaran Tabloid Indonesia Barokah.
"Tudingan itu sama sekali tak beralasan dan mari kedepankan politik yang santun serta ramah," ujar Presidium Barisan Gus dan Santri Bersatu (Baguss Bersatu) Aizzudin Abdurrahman di Surabaya, Selasa (29/01).
"Baguss Bersatu" merupakan relawan yang digerakkan para gus dan santri tak hanya dari jaringan Pesantren Tebuireng Jombang, tapi juga jaringan yang selama ini bergabung di Barisan Gus Sholah (Baguss).
Relawan tersebut merepresentasikan sikap dan pemikiran KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) terhadap fenomena dan situasi masyarakat, termasuk soal politik.
Sedangkan Ipang Wahid yang juga putra Gus Sholah sekaligus cicit pendiri NU KH Hasyim Asyari adalah salah satu koordinator Baguss Bersatu.
Gus Aiz, sapaan akrab Aizzudin Abdurrahman, menegaskan selama ini Ipang Wahid tidak pernah menerapkan pola kampanye dengan persebaran tabloid ke masjid-masjid.
"Gus Ipang saya rasa tidak segegabah itu, dalam dunia periklanan dan konsultan politik saya kira dia termasuk pioneer, karya-karyanya banyak berkesan hingga sekarang, mainnya dia di konten kreatif digital yang membawa kegembiraan dalam politik," ujarnya.
Dia mengingatkan agar pihak-pihak yang berseberangan berhati-hati melontarkan tudingan, karena tidak menutup kemungkinan justru dibuat oleh pihak tertentu agar dikesankan mendapat simpati publik.
"Kasus hoaks Ibu Ratna Sarumpaet harusnya menjadi pelajaran politik bersama," kata Pengasuh Ponpes Al-Masruriyyah Tebuireng Jombang tersebut yang juga masih cucu dari pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari itu.
Tabloid Indonesia Barokah itu ditemukan antara lain di masjid-masjid di sejumlah daerah, termasuk di Kota Surabaya.
Rata-rata setiap masjid mendapat kiriman tiga eksemplar tabloid yang dibungkus amplop coklat dengan alamat pengirim berada di Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat.
Pada halaman pertama tabloid Indonesia Barokah itu tertulis judul "Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?", kemudian di kolom liputan khusus terdapat berita berjudul "Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?" dengan karikatur Ratna Sarumpaet, Fadli Zon, Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto. (Ant)