"Beton Keong" Bawa ITS Sabet Penghargaan Internasional
Surabaya - Tingginya penggunaan semen PPC yang saat ini mencapai 2,8 miliar ton per tahun untuk produksi bahan baku beton hingga menyumbang dua hingga enam persen dari keseluruhan emisi CO2 oleh manusia diprediksi akan terus meningkat.
Atas alasan itulah empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terdorong membuat beton dari abu cangkang keong sawah dan serbuk kapur alami.
Mohamad Ilham Fahmi ditemui bersama ketiga rekannya Ifon Robi Kurniadi, Ilham Pradana Kusuma dan Aditya Rachmad Andriyono di kampus setempat, Rabu (26/12), mengatakan inovasi tersebut didasarkan pada material lokal Indonesia yang masih melimpah, namun tidak pernah dimanfaatkan dengan baik.
Cangkang keong sawah, kata Ilham juga mengandung kadar CaCO3 (kalsium karbonat) yang sangat tinggi, sehingga dapat bereaksi sangat baik dengan semen sebagai bahan utama pembuatan beton.
"Kami memanfaatkan cangkang keong sawah karena selama ini yang dimanfaatkan hanya dagingnya saja, sedangkan cangkangnya terbuang sia-sia," jelas Ilham.
Ketua tim, Ifon Robi Kurniadi mengatakan batuan kapur alami yang dimiliki Indonesia sangat ini masih melimpah, khususnya di Provinsi Jawa Timur.
Namun, daerah-daerah itu masih belum memanfaatkan secara maksimal. Padahal manfaat kapur alami untuk berbagai produksi bahan sangatlah besar, terutama untuk campuran beton.
"Sebab, kapur alami memiliki hasil yang sangat baik dalam bereaksi dengan semen pada campuran beton," ujar Ifon.
Berkat ide inovasi yang murni dan asli tersebut, konsep yang di bawah bimbingan Ridho Bayuaji ST MT PhD ini mendapat tiga penghargaan sekaligus di ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2018 di Taiwan, awal Desember lalu, antara lain Gold Medal 2018 Kaohsiung International Invention & Design Expo.
Selain itu Award of Excellence dari Toronto Canada International Society of Innovation & Advanced Skill, dan Excellent Gold Medal dari Highly Innovative Unique Foundation Kingdom of Saudi Arabia.