Bulog Tulungagung Terima 30.000 Ton Jagung Impor
TULUNGAGUNG - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Tulungagung mendapat jatah alokasi jagung impor sebanyak 30.000 ton atau sekitar 50 persen dari total alokasi Jawa Timur yang mencapai 60.000 ton.
Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Khrisna Murtianto mengatakan, alokasi jagung impor untuk Bulog Subdivre Tulungagung dipengaruhi oleh besarnya kebutuhan bahan baku untuk campuran pakan ternak unggas di wilayah tersebut. Terutama untuk wilayah Kabupaten Blitar yang merupakan penghasil telor ayam terbesar di Indonesia.
"Selain (Divre) Tulungagung, suplai jagung impor juga diberikan untuk Bulog Malang, Kediri dan Surabaya dengan alokasi masing-masing 10.000 ton," kata Khrisna di Tulungagung, Sabtu (15/12).
"Kami mendapatkan alokasi sekitar 30.000 ton dan itu harus habis dalam waktu satu bulan," ungkapnya.
Khrisna menerangkan, jagung impor tersebut nantinya dijual kepada peternak seharga Rp4.000 per kilogram (Kg) dalam bentuk curah. Harga tersebut lebih murah dibanding harga dipasaran yakni Rp5.500 per Kg.
"Kami jualnya dalam bentuk curah, apabila peternak menginginkan kemasan nanti akan menambah biaya kemasan senilai Rp100 per Kg," katanya.
Jagung ini nantinya langsung ditempatkan di gudang sewa milik Bulog di Romo Kalisari Gresik. Saat ini Bulog juga telah mengumumkan kepada para peternak yang butuh jagung agar lekas mengajukan permohonan.
Pasalnya, Bulog hanya akan mengambil jagung ke Gresik sesuai permintaan dari para peternak. Sementara, untuk bisa membeli jagung impor harus melalui kelompok tani dan tidak boleh perorangan.
Selain itu, harus ada surat pernyataan tidak akan memperjualbelikan. Dikhawatirkan ada tengkulak yang akan memanfaatkan jagung impor tersbeut..
"Yang dikhawatirkan jika ada tengkulak. Melihat harga jagung impor memang jauh lebih murah dari harga pasar saat ini. Jadi jangan sampai tengkulak mengambil untung," ujarnya.
Khrisna mengakui pihaknya selama ini sulit untuk melakukan serapan jagung dari para petani di wilayahnya. Pasalnya, harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan hanya Rp3.150 per Kg. Sedangkan harga di tingkat petani saat ini di atas Rp3.300 hingga Rp3.600 per Kg.
Dari data Bulog Subdivre Tulungagung 2017 untuk stok jagung di gudang sebanyak 10.000 ton. Stok bertambah 3.000 ton di tahun 2018. Namun, semua stok habis pada April 2018. (Ant)