Dagang Kacang Rp400 Perak, Nenek Ini ke Tanah Suci
SURABAYA-Senyum nenek Sunak Mutiha Djumakah terpancar di Asrama Haji Embarkasi Surabaya karena tak lama lagi mimpi menunaikan ibadah haji akan terpenuhi.
Nenek berusia 64 tahun, asal Kota Probolinggo, Jawa Timur itu sehari-harinya hanya berjualan kacang sekitar 14 tahun yang lalu.
"Saya mencoba berjualan kacang setelah suami meninggal dunia sekitar 14 tahun yang lalu," tuturnya, Senin malam (08/07).
Nenek Sunak jatuh bangun menjalankan binis kecilnya itu. Awalnya, kacang yang dijualnya tidak lansung laku dirilik pembeli.
Namun, Sunak yang kini dikaruniai dua orang cucu dari anak semata wayangnya kemudian belajar kepada seeorang temannya cara membumbui kacang agar laku dijual.
"Saya beli kacang 1 kilogram. Saya rebus. Lalu saya kupas kulitnya untuk kemudian diberi bumbu, yang saya pelajari dari seorang teman. Lalu saya kemas pakai plastik. Saya jual seharga Rp400 dengan dititipkan ke warung-warung kopi di sekitar tempat tinggal saya. Warung-warung yang saya titipi menjualnya seharga Rp500," ujarnya.
Penghasilannya perhari sekitar Rp20 ribu. Dari Rp20 ribu penghasilannya perhari itu Sunak mengelolanya untuk kulak kacang yang harus dijual keesokan harinya, sedikt lainnya ditabung.
Sekitar 10 tahun yang lalu, saat tabungannya mencapai Rp1 juta, dia nekat mendaftar haji.
"Saya tidak tahu cara daftarnya. Ada seorang teman yang mengantarkan saya mendaftar ke BRI. Anak saya sendiri semula tidak tahu kalau saya mendaftar haji," ucapnya.
Total biaya haji Rp36 juta tidak terasa dilunasinya dengan cara mengangsur selama berbulan-bulan setiap tahunnya dari sedikit uang dari hasil berjualan kacang yang dikumpulkannya.
"Terakhir saya melunasi biaya haji membayar Rp3,5 juta saat mendapat panggilan mau berangkat haji belum lama lalu. Dulunya membayar angsuran tidak pasti. Kadang membayar Rp300 ribu perbulan. Seringkali berbulan-bulan tidak bisa mengangsur karena uangnya belum terkumpul banyak. Bayar angsuran biaya haji itu bisa sampai tiga bulan sekali atau lebih," katanya.
Sunak tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 9 Embarkasi Surabaya, yang pada Senin malam, 8 Juli, memasuki Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Menurut jadwal akan terbang ke Tanah Suci melalui Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, pada pukul 21.25 WIB, Selasa malam, 9 Juli. (Ant)