Debu Tambang Usik Siswa di Sampang

Debu Tambang Usik Siswa di Sampang Alat berat tambang (Pixabay).

SAMPANG-Siswa SDN Morbatoh III di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, terdampak debu tambang galian C yang berjarak sekitar 50 meter dari sekolah tersebut.

Pihak sekolah, termasuk guru terpaksa membersihkan debu yang merangsek masuk ke seluruh ruangan kelas. Kondisi ini diperparah dengan lalu lalang truk tanpa terpal.

Menurut Wakil Komite Sekolah, Maksum (47), pengelola tambang mengingkari kesepakatan dengan masyarakat di sekitar lokasi dan diketahui Muspika pada 27 Agustus 2019.

Kesepakatan yang dimadsud berupa pengawasan dampak penambangan, penyiraman sepanjang akses jalan saat jam operasional, dan membuat sumur bor.

“Masyarakat telah membuat kesepakatan (dengan penglola tambang red.), pemilik tambang mengaku siap dan sanggup melakukan penyiraman setiap hari. Kenyataannya hal itu jarang dilakukan termasuk sumur bor,” tuturnya.

Terpisah, Pengelola Galian C di Desa Morbatoh, Hilmi mengaku sudah menjalankan hasil kesepakatan dengan masyarakat.

“Sudah kami siram kok, cuaca yang panas dan disertai angin kencang mengakibatkan debu terbang kemana-mana, termasuk sudah membangun sumur bor yang dikhususkan untuk menyiram lokasi sekolah, lokasi sumur bor ditempatkan di lokasi pertambangan,” kilahnya.

Soal penempatan sumur bor di lokasi penambangan, Hilmi menyebut pihak sekolah dan Korbidikcam kurang setuju pengeboran sumur berada di halaman sekolah.

Namun, mengutip mediamadura, pernyataan pihak pengelola tambang tersebut dibantah Koordinator Pendidikan Kecamatan (Korbidikcam) Banyuates Moh Dahlan. 

“Tidak benar kalau saya dikatakan tidak setuju dengan rencana itu, sebagai pengawas di kecamatan kami punya atasan dan harus izin dulu ke dinas, apalagi itu tanah pemkab,” kata Dahlan.