Di Hadapan Ratusan Kepsek Jatim, Bupati Banyuwangi Paparkan Inovasi Pendidikian
BANYUWANGI-Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas memaparkan berbagai inovasi dalam dunia pendidikan di hadapan ratusan kepala sekolah SMA maupun SMK dan pendidikan khusus-pendidikan layanan khusus (PK-PLK) di Jawa Timur.
Berkumpulnya sekitar 630 kepala sekolah dan PK-PLK Jatim di Banyuwangi ini, merupakan kegiatan silaturahim dan pembinaan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, untuk menyerap spirit inovasi kebijakan Bupati Abdullah Azwar Anas, mulai dari program Siswa Asuh Sebaya hingga Banyuwangi Mengajar.
"Berbagai inovasi yang dilakukan oleh kami, semuanya berangkat dari segala keterbatasan yang dimiliki Banyuwangi. Dengan daerah yang begitu luas, Banyuwangi perlu berinovasi untuk memeratakan kualitas pendidikan," kata Anas dalam sambutannya di Hotel El Royal, Banyuwangi, Senin (24/02).
Seperti halnya sekolah-sekolah di pelosok kampung yang terpencil, menurutnya, agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan dibutuhkan tenaga pendidik yang inovatif. Karena, lanjut dia, jika hanya mengandalkan guru ASN yang berasal dari tempat lain, dalam jangka waktu tertentu mereka pasti meminta untuk mutasi ke tempat yang lebih dekat.
"Oleh karena itu, kami mengirimkan para sarjana yang baru lulus untuk dikirim ke sekolah-sekolah terpencil itu dalam program Banyuwangi Mengajar. Dengan idealisme anak muda, mereka tidak hanya mengajar, tapi juga tinggal di sana, mendampingi para siswa hingga di luar jam sekolah," papar Anas.
Selain itu, Bupati Anas juga mengungkapkan bagaimana upayanya untuk menekan angka putus sekolah, salah satunya dengan memberikan uang saku bagi para pelajar tidak mampu.
"Biaya sekolah sudah gratis, tapi masih ada yang tidak sekolah karena keterbatasan biaya. Usut punya usut, ternyata dikarenakan banyak di antara mereka yang tak memiliki uang saku ke sekolah, sehingga mereka tidak bisa berangkat atau sarapan saat di sekolah. Jadi kami juga beri pula bantuan uang saku," tuturnya.
Anas juga meminta kepada para guru untuk memberikan waktu dan perhatian kepada para anak didiknya, guru tak boleh hanya sibuk mengajar, tanpa memberikan kepedulian.
"Anak yang nakal biasanya tidak mendapat perhatian di rumah. Oleh karena itu, kami meminta kepada para guru untuk mendata para siswa yang di rumahnya jauh dari pantauan orang tuanya. Ini biasanya mengakibatkan kekurangan perhatian," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengapresiasi berbagai kebijakan inovatif yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi dan merupakan inspirasi yang layak diteladani oleh para kepala sekolah.
"Inovasi yang dilakukan oleh Pak Bupati dalam mengubah Banyuwangi yang bukan apa-apa dulunya menjadi daerah yang maju dan dikenal hingga level dunia ini, adalah inspirasi bagi bapak ibu kepala sekolah semua yang hadir di sini," kata Wahid Wahyudi.
Untuk diketahui ratusan kepala sekolah yang hadir di Banyuwangi ini, berasal dari tiga cabang Dinas Pendidikan. Selain Cabang Dinas Pendidikan Banyuwangi, juga diikuti Cabang Dinas Jember yang meliputi Kabupaten Lumajang dan Cabang Dinas Bondowoso yang meliputi Kabupaten Situbondo. (Ant)