Ekosistem Gunung Arjuno Terancam, BNPB Diminta Turun Tangan
SURABAYA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diminta turun tangan membantu menangani kebakaran hutan di Gunung Arjuno dan Welirang, Jawa Timur, menggunakan water bombing.
"Kami sudah mengirim surat dan berkoordinasi langsung dengan Kepala BNPB untuk meminta bantuan water bombing, karena area terdampak karhutla cukup curam," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah di Surabaya, Senin (14/10).
Petugas mengalami kesulitan menuju ke titik lokasi kebakaran karena curamnya medan dan hanya bisa ditempuh berjalan kaki sekitar 5 jam.
BACA JUGA: Petugas Pantau Titik Api Gunung Arjuno
Sejauh ini, sambung Khofifah, upaya pemadaman kebakaran dengan cara manual di Gunung Arjuno sudah dilakukan. Namun, tinggi dan curamnya tebing dengan kemiringan hingga 60 derajat membuat proses pemadaman selama 4 hari terakhir tidak membuahkan hasil.
"Untuk mencegah karhutla semakin meluas, maka teknik water bombing ini sangat mendesak dan diperlukan," ujar Khofifah.
Menurut gubernur perempuan pertama di Jatim itu, Gunung Arjuno dan Welirang merupakan kawasan konservasi yang berfungsi melindungi sistem penyangga kehidupan, pengawetan dan tempat tinggal keanekaragaman jenis tumbuhan mau pun satwa.
Akibat kebakaran hutan dan lahan ini, lanjut Khofifah, beberapa tumbuhan dan satwa mulai terancam, seperti cemara gunung, pohon manisrejo, edelweis, macan tutul, rusa serta elang jawa.
Untuk diketahui, pada periode Agustus sampai Oktober 2019, sudah tercatat 28 kali kasus kebakaran hutan dan lahan dengan kategori cukup parah yang mengancam ekosistem hutan pegunungan, dan bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor di musim hujan yang diperkirakan tidak lama lagi. (Ant)