Gempuran Sampah Ancam Telaga Sarangan
MAGETAN-Fungsi Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur, sebagai penampungan air semakin tak maksimal. Pasalnya, sedimentasi telaga tersebut kian parah selama 20 tahun terakhir.
Dampaknya, kapasitas tampungan air di Telaga Sarangan semakin susut.
“Sedimentasi mengakibatkan daya tampung air Telaga Sarangan berkurang,” ujar Kepala Bidang SDA Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Magetan, Yuli Iswahyudi, Sabtu (14/09).
“Sedimentasi mengakibatkan daya tampung air Telaga Sarangan berkurang,” sambung Yuli.
Data Dinas PUPR menyebutkan tinggi permukaan air di telaga tersebut hanya sekitar 24 meter. Berbeda dengan sebelumnya yang mencapai 36 meter.
Diperkirakan penurunan tinggi permukaan air Telaga Sarangan 12 meter dalam dalam waktu 20 tahun akibat parahnya sedimentasi.
Penyebab sedimentasi Telaga Sarangan itu, sambung Yuli, akibat erosi tanah yang berasal dari pegunungan.
Parahnya, tumpukan sampah baik dari pengunjung, pedagang kaki lima (PKL), maupun rumah tangga turut berkontribusi dalam proses pendangakalan.
Tumpukan sampah tersebut mengendap dan menumpuk di dasar telaga. “Selain erosi tanah pegunungan, sedimentasi lebih banyak disebabkan tumpukan sampah,” sambung Yuli Iswahyudi.
Menangani sidimentasi di Telaga Sarangan tersebut, Dinas PUPR Magetan melakukan filterisasi air di Dam Ngluweng agar tidak semakin dangkal.
Sejauh ini, Dinas PUPR Magetan belum berani melakukan normalisasi obek wisata, Telaga Sarangan meski sedimentasi kian parah.
PUPR Magetan tidak memiliki peralatan untuk mengeruk sampah dan tanah di dasar Telaga Sarangan. (Ant)