Guru Besar Unair, Anak-Anak yang Mengalami Kanker
Guru Besar Unair Inovasikan Model untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak-Anak yang Mengalami Kanker
Kanker pada anak merupakan salah satu isu besar dalam bidang kesehatan. Berdasarkan statistik, tingkat kematian pada anak yang menderita kanker cukup signifikan. Lebih dari 105 ribu anak dan remaja kehilangan nyawa karena penyakit ini. Oleh sebab itu, penanganan terhadap anak-anak yang terdiagnosis kanker menjadi tantangan yang unik.
Guru Besar Keperawatan Anak di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Prof Dr Hj Yuni Sufyanti Arief SKp MKes, membahas isu ini dengan mendalam dalam presentasi ilmiahnya yang diajukan saat pengukuhan jabatan Guru Besar di Unair.
Ia mengungkapkan, anggota keluarga memiliki peranan krusial dalam proses pengobatan untuk anak yang mengidap kanker.
"Keluarga dapat memberikan dukungan emosional yang penting. Selain itu, mereka harus menciptakan rasa aman dan nyaman, serta melaksanakan pendidikan berkelanjutan. Ketenangan yang ditawarkan oleh keluarga juga sangat memengaruhi kesehatan mental mereka sendiri," jelasnya pada Senin (28/4).
Dalam orasinya, Prof Yuni menjelaskan, perjalanan hidup anak yang menderita kanker adalah tantangan yang sangat berat dan penuh kesulitan. Diagnosa kanker pada anak tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada seluruh keluarganya dan semua pihak terkait. Anak yang mengidap kanker sering mengalami berbagai kesulitan baik dari segi fisik, emosional, maupun psikologis.
“Perawatan yang komprehensif untuk anak-anak yang menderita kanker mencakup pendekatan menyeluruh yang mengakui kebutuhan yang kompleks. Dengan merancang dan menyediakan perawatan yang sesuai, anak-anak dengan kanker dapat memperoleh dukungan medis, emosional, dan psikologis yang diperlukan,” ujarnya.
Pemberdayaan keluarga bisa dilakukan melalui penerapan model FACE sebagai bagian dari intervensi untuk merawat anak-anak yang menderita kanker.
“Proses holistik dimulai dengan melakukan evaluasi menyeluruh. Perawat tidak hanya melakukan penilaian secara fisik, namun juga mengevaluasi pola hidup, hubungan sosial, keadaan emosional, serta aspek spiritual,” jelasnya.
Inovasi FACE
Prof Yuni juga menekankan, pendekatan Family Centered Empowerment (FACE) dalam intervensi holistik menyoroti pentingnya memberdayakan keluarga sebagai unit dalam proses pemulihan anak.
“Penerapan model FACE dalam perawatan anak dengan kanker membantu memberikan rasa nyaman baik kepada anak maupun keluarga, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup,” tuturnya.
Di akhir, ia menyimpulkan, inovasi keperawatan yang menggunakan pendekatan FACE sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak menderita kanker. Dengan memberdayakan keluarga dan menerapkan pendekatan yang mendalam, harapannya anak-anak yang terkena kanker dapat mendapatkan perawatan yang lebih baik.
"Kesuksesan hal ini membutuhkan kerjasama antara tenaga medis, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung proses penyembuhan. Model FACE juga menekankan pentingnya partisipasi aktif keluarga dalam perawatan anak, sekaligus mendorong pengembangan melalui berbagai penelitian di masa mendatang," katanya.
Sumber: Kominfo Provinsi Jawa Timur
Komentar