Hentikan Impor Beras ke Jatim, Stok Melimpah!
Surabaya-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur meminta pemerintah menghentikan impor beras mengingat melimpahnya stok beras di petani Jatim.
"Selama ini, masyarakat Jember dan Lumajang mengandalkan hasil pertanian seperti beras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika beras terjual banyak dan harga tidak anjlok petani bisa sejahtera," kata Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Suhermin dikonfirmasi di DPRD Jatim, Rabu (06/03).
Dia menjelaskan, saat ini ada 80% masyarakat di Jember dan Lumajang berprofesi petani dengan mengandalkan hasil bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jika pemerintah ingin melindungi dan mensejahterakan rakyatnya, maka jangan impor karena merugikan petani," tegasnya.
Suhermin menyayangkan langkah pemerintah yang melakukan impor beras. Padahal, kata dia, kondisi riil di lapangan stok beras masih banyak.
Menurutnya, secara garis beras impor beras kecenderungannya meningkat di tahun-tahun mendatang.
Hal ini perlu antisipasi dengan mendorong peningkatan produksi di dalam negeri.
"Impor bisa meningkat, mengingat konsumsi meningkat. Tapi untungnya kita sudah punya data yang valid," ujarnya.
Data pada tahun 2000, impor beras tercatat sebesar 1,35 juta ton. Kemudian naik pada 2001 mencapai 644 ribu ton, 2002 sebanyak 1,8 juta ton, 2003 sebanyak 1,4 juta ton, 2004 sebanyak 236 ribu ton, 2005 sebanyak 189 ribu ton, 2006 sebanyak 438 ribu ton.
Kemudian 2007 sebanyak 1,4 juta ton, 2008 sebanyak 289 ribu ton, 2009 sebanyak 250 ribu ton, 2010 sebanyak 687 ribu ton.Kemudian pada 2011 sebanyak 2,75 juta ton, 2012 sebanyak 1,81 juta ton, 2013 sebanyak 472 ribu ton, 2014 sebanyak 844 ribu ton.
Selanjutnya di 2015 sebanyak 861 ribu ton, 2016 sebanyak 1,28 juta ton, 2017 sebanyak 305 ribu ton dan 2018 sebanyak 2,25 juta ton. (Kominfo Jatim)