Jember Sedang Bertransformasi
JAKARTA-Kabuten Jember, Jawa Timur dinilai telah mengalami transformasi ekonomi sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan dunia.
Hal itu diungkapkan Bupati Jember, Faida dalam forum Indonesia Development Forum 2019.
“Kalau Jember hidupnya dari pertanian, tapi terkenal sebagai kota karnaval, ini adalah satu transformasi yang sebenarnya sudah berjalan bertahun-tahun lalu,” ujar Bupati di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta, Selasa (23/07).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember, kata bupati, ditopang oleh pertanian sebesar 31 persen.
Namun, Jember ternyata lebih dikenal sebagai kota karnaval dunia.
Buktinya, lanjut Faida, Jember diundang oleh kota atau provinsi lain untuk menjadi kurator karnaval dan fesyen daripada diundang sebagai kurator pertanian.
Masih kata bupati, pertumbuhan ekonomi Jember lebih baik dari rata-rata Jawa Timur. Bahkan pernah sangat tinggi.
Namun, ada sebuah perubahan pertumbuhan dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menjadi 29 persen dari sebelumnya 31 persen.
Kondisi demikian, sambu Faida, menunjukkan ada transformasi yang sedang berjalan.
“Sejatinya, kita harus membawa visi misi ke arah transformasi, tetapi dari sisi politik orang melihat ini satu kegagalan pembangunan. Artinya visi transformasi besar itu belum tersosialisasi,” ujarnya.
Mewujudkan transformasi itu, Pemkab Jember menjadikan pendidikan menjadi pijakan dengan memberikan beasiswa kepada 10.000 mahasiswa yang kuliah di seluruh Indonesia.
Di bidang pertanian, visi besar yang harus dijalankan adalah mengubah petani penghasil gabah menjadi petani pengusaha beras.
Kebijakan bidang pertanian juga ditunjang peraturan bagi pertokoan retail modern agar menjual 30 persen produk lokal Jember, da membuat wilayah pertanian sebagai destinasi wisata.
Pemkab juga melakukan revitalisasi terhadap 30 pasar tradisional untuk menjadi pusat perdagangan daerah.
Produk olahan hasil pertanian yang dikemas menarik juga bagian dari transformasi yang sedang dijalankan di bidang pertanian.