Ketika Puluhan Anak Punk "Broken Home" Masuk Pesantren
Malang-Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro, Jawa Timur bekerja sama dengan Ponpes Mambaul Ulum di Kecamatan Sugihwaras untuk membina 40 anak "punk". Mereka dibekali pendidikan agama agar bisa kembali hidup normal di masyarakat.
Para remaja punk yang rata-rata dari keluarga yang pecah (broken home) itu dibina selama empat bulan terutama memperoleh pendidikan bidang Agama.
"Mereka semua betah tinggal di ponpes, bahkan ingin mempelajari pendidikan Agama lebih mendalam. Banyak sekarang yang sudah pandai mengaji," ucap Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadly, di Bojonegoro, Jumat (21/12).
Sebelum itu, kata dia, polres sebelumnya menghubungi keluarganya yang sebagian besar warga lokal terkait pengamanan yang dilakukan kepada remaja punk, juga langkah pembinaan di sebuah ponpes di Kecamatan Sugihwaras.
"Sekarang anda lihat sendiri mereka sudah berubah 100 persen, bahkan sekarang rata-rata sudah bisa mengaji dan betah mengikuti pendidikan Agama di ponpes," kata dia menegaskan.
Yang jelas, menurut dia, langkah pembinaan kepada para remaja punk dengan bekerja sama dengan ponpes itu, juga sebagai langkah mencegah gangguan kamtibmas di daerahnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat ikut mendukung program pembinaan kepada remaja punk yang dilakukan polres bersama ponpes.
"Langkah yang kami lakukan ini merupakan upaya preventif mencegah gangguan kamtibmas. Polres akan terus melakukan kegiatan pembinaan kepada remaja punk yang masih ada," ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro K.H. Alamul Huda yang menyebutkan masih banyak remaja punk yang berkeliaran di setempat.
"Masih banyak remaja punk yang berkeliaran," ujarnya.