Ketika Wayang Beber Pukau Warga Jepang
Pacitan - Organisasi pergerakan budaya dan sosial yang berada di Tokyo Jepang, Jizo Ongakudan, tertarik dengan kesenian Wayang Beber.
Wayang Beber merupakan pertunjukan wayang yang dipentaskan dengan cara menceritakan lukisan yang dibeber (dibentangkan) di depan dalang. Lukisan wayang beber biasanya berjumlah 6 gulung, dan tiap gulung berisi 4 jagong atau adegan.
Melalui Wayang Beber Sakabendino (WBS), warga Jepang itu menggali informasi Wayang Beber dan spirit panji atau ideologi orang Jawa yang dinilai tidak terpengaruh monopoli India dengan berideologi Ramayana dan Mahabarata.
“Ternyata mereka sangat kagum terhadap sikap orang Jawa dan budaya kita,” kata Abunawas Wicaksono atau Ganjar Ketua WBS sekaligus dalang, Rabu (24/10).
Kepada organisasi dengan ratusan anggota tersebut Ganjar mengenalkan kondisi seni budaya Indonesia, yang beraneka ragam namun dapat bersatu dan berdampingan antar kesenian hingga pemangku kebijakan.
“Utamanya lebih pada cara kami dalam berbudaya sehingga kami diterima,” lanjut Ganjar
“Langsung kami contohkan bagaimana berseni, sehingga masyarakat di sana mengerti bahwa seni itu indah,” imbuhnya.
Kepada organisasi yang beranggotakan mulai dari dosen hingga profesor itu, Ganjar menjawab berbagai pertanyaan tentang pengalamannya dalam berseni yang syarat nilai itu, termasuk cara agar seni dan budaya tetap terjaga, kesenian tidak hanya menghibur tapi dapat diterima dan mempunyai pesan positif yang membangun.
Tindak lanjut Jizo Ongakudan usai kegiatan itu akan dilanjutkan dengan Workshop selama tiga bulan. Dengan agenda meneruskan pembahasan pergerakan seni budaya serta pertunjukan Wayang Beber yang ternyata sangat diminati masyarakat Jepang.