Membaca Kondisi Ekonomi Jatim 2019
Surabaya - Kondisi perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada 2019 akan tetap kondusif dan terjaga, karena melihat pertumbuhan triwulan III-2018 yang tercatat sebesar 5,40% atau lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 5,17%.
"Pertumbuhan ditopang oleh kinerja investasi dan net ekspor antardaerah. Secara spasial, selama enam tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mayoritas kabupaten/kota di Jatim juga tumbuh di atas capaian nasional," beber Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jatim, Difi A Johansyah, di Surabaya, Jatim, Kamis (29/11).
Data itu, kata dia, menunjukkan perkembangan ekonomi di wilayah tersebut masih terus berakselerasi, karena didorong oleh upaya dari pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi yang ada.
Ia mengatakan beberapa bulan terakhir inflasi Jatim juga lebih rendah dari nasional, seperti Oktober 2018 yang tercatat sebesar 2,9% atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 3,2%.
"Tingginya kinerja ekonomi Jatim juga tidak terlepas dari terjaganya kinerja sistem keuangan di provinsi itu, dan berdasarkan Regional Financial Account dan Balance Sheet (RFABS) Bank Indonesia, sektor rumah tangga dan sektor korporasi adalah pelaku utama perekonomian wilayah ini," ungkapnya.
Sementara dari sisi investasi, realisasi pembangunan infrastruktur pemerintah seperti jalan tol, bandara, dan sarana pendukung pertanian, serta investasi industri, mendorong kinerja investasi Jatim.
"Dilihat dari 'Load to Deposit Ratio' (LDR) perbankan di Jatim berdasarkan lokasi bank dan lokasi proyek, terlihat bahwa sumber pendanaan proyek/investasi/industri di Jatim tidak hanya dibiayai oleh perbankan Jatim, melainkan juga perbankan di luar Jatim ," tuturnya.
Berdasarkan pemetaan industri oleh BI Jatim, terdapat beberapa sektor yang memiliki potensi dikembangkan ke depan, yaitu industri pengolahan kopi dan teh, industri perhiasan, industri pengolahan ikan dan biota laut, serta industri alas kaki.
"Apabila dikembangkan dengan baik dan memperoleh investasi yang cukup, industri tersebut dapat semakin mendorong perekonomian Jatim," ungkap Difi.
Oleh karena itu, ia tetap optimistis perkembangan dan ketahanan ekonomi Jatim akan tetap terjaga kuat pada 2019, dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 5,4 sampai 5,8 persen, dan dengan inflasi yang terkendali.