Pemkab Madiun Menyerah Ganti Kerugian Petani Rp8 M
Madiun-Pemkab Madiun, Jawa Timur, tidak sanggup menutupi kerugian petani akibat banjir beberapa waktu lalu.
Pemkab tidak memiliki dana untuk mengganti semua kerugian para petani di wilayah itu yang mencapai Rp8 miliar lebih.
"Kerugian banjir untuk sektor pertanian mencapai Rp8 miliar lebih. Lahan pertanian yang paling parah terdampak adalah di Kecamatan Balerejo," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Suyatno, Kamis (20/03).
Untuk membantu meringankan kerugian petani akibat banjir, Pemkab Madiun akan meminta bantuan benih padi yang rutin disalurkan pemerintah provinsi dan pusat. Bantuan benih yang diminta tersebut juga lebih besar pengajuannya.
Suyatno menilai dengan meningkatkan jumlah bantuan benih padi yang diajukan akibat kerugian banjir, harapannya petani yang menjadi korban tidak perlu mengeluarkan biaya membeli benih di masa tanam kedua setelah banjir.
"Meski demikian, belum bisa dipastikan berapa peningkatan bantuan dari pusat dan pemprov yang akan diberikan," katanya.
Ia menambahkan, jika usulan itu diloloskan, pemkab akan mengutamakan bantuan bagi lahan pertanian di Kecamatan Balerejo yang paling parah kondisinya.
"Di sana (Balerejo), sawahnya paling luas. Sekitar 30 persen dari total yang terdampak banjir," jelas Suyatno.
Ada lima hingga enam desa yang lahan pertaniannya mengalami kerusakan parah akibat banjir. Di antaranya, Desa Glonggong, Bulakrejo, Jerukgulung, dan Balerejo.
Seperti diketahui, luas lahan pertanian yang terdampak banjir mencapai 497 hektare.
Dari jumlah tersebut, areal sawah yang paling banyak terendam banjir adalah di Kecamatan Balerejo mencapai 147 hektare. Sisanya tersebar di areal sawah daerah lain, seperti Kecamatan Madiun, Wungu, Pilangkenceng, dan lainnya. (Ant)