Pemprov Ungkap Potensi Jagung di Madura
KEDIRI-Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo menyebut tanaman jagung berpotensi dikembangkan di Madura.
"Jagung saat ini luasannya tambah sekitar 2 persen. Jagung juga potensi untuk dikembangkan di Madura, masih 300 ribu hektare," kata Hadi saat acara gelar inovasi teknologi tanaman pangan dan hortikultura di Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Kamis (08/08).
Pulau Madura, saat ini saat ini lebih menyukai jagung lokal ketimbang jagung hibrida. Padahal, secara produksi lebih menguntungkan jagung hibrida.
Harganya, sambung Hadi, juga berbeda dimana jagung lokal harganya hanya sekitar Rp2 ribu per kilogram.
"Jagung hibrida nilai lebih besar ketimbang jagung lokal. Bagaimana Madura beralih ke jagung hibrida, karena di sana masih sekitar 40 persen jagung lokal. Budaya masyarakat kalau tidak jagung lokal kurang puas, padahal harga selisih yang lokal Rp2.000 per kilogram, yang hibrida bisa Rp4.000 per kilogram," jelasnya.
Soal kekeringan yang melanda wilayah Jatim, Hadi mengatakan tidak memengaruhi secara signifikan produksi gabah petani.
"Saya kira imbas kekeringan dengan luas lahan 1,9 juta hektare, yang kena hanya 1,3 persen dan puso 0,05 persen, jadi pengaruhnya kecil," ujarnya.
Hadi mengatakan produksi padi justru bisa surplus meski kekeringan melanda beberapa daerah, misalnya Pacitan, Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan sejumlah daerah lainnya. (Ant)