Petani Heran, 100 Ton Garam di Kota Bahari Tak Terserap
Sampang-Pengurus paguyuban petani garam Kabupaten Sampang, Madura, Moh Yanto menyebut hasil produksi garam yang belum terserap mencapai sekitar 100 ton lebih.
Data ini berbeda dengan data yang dimiliki Pemkab Sampang, karena pola pendataan dilakukan hanya melalui kelompok usaha garam.
Sedangkan di Kabupaten Sampang ada petambak yang melakukan olah produksi garam secara mandiri.
"Kami berharap pemkab bisa memberikan perhatian terkait hal ini. Dalam artian, bisa membantu mengusahakan agar hasil produksi garam kami bisa terserap," ucap Yanto di Sampang, Jawa Timur, Kamis (28/03).
Yanto dan petani garam lainnya mengaku heran, karena kabarnya selama ini Indonesia kekurangan persediaan garam, sehingga harus melakukan impor.
"Tapi fakta yang terjadi dan kami alami, justru garam hasil produksi petambak garam saat ini tidak laku dengan dalih stok garam melimpah," katanya.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Budidaya pada Dinas Perikanan Kabupaten Sampang Moh Mahfud menyebut data yang belum terserap perusahaan sebanyak 90 ton garam karena stok mereka masih melimpah.
"Ada sebanyak 90 ton garam yang hingga kini belum terserap, dan tak terbeli oleh perusahaan garam," katanya.
Data Dinas Perikanan Pemkab Sampang menyebutkan, selama musim panen tahun 2018, produksi garam di Kabupaten yang dikenal dengan sebutan "Kota Bahari" itu mampu menghasilkan 346 ton garam mulai kualitas 1 hingga kualitas 4.
Dari jumlah itu, garam hasil produksi para petani garam yang terserap perusahaan hanya 256 ton. Tiga perusahaan yang biasa menyerap garam rakyat yakni PT Garam, PT Garindo dan PT Budiono. (Ant)