Petani Tebu Bakal Demo PG Assembagoes
SITUBONDO- Para petani tebu Situbondo, Jawa Timur, bakal menggelar unjuk rasa ke pabrik gula (PG) Assembagoes yang baru direvitalisasi.
Mereka menuntut optimalisasi operasi pabrik tersebut sehingga petani tidak dirugikan karena harus antre dan tebu mereka mengalami penyusutan.
"Kami telah mengirim surat pemberitahuan aksi unjuk rasa ke Polres Situbondo pada 9 Juli 2019. Dan aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan kami ke PG yang sangat merugikan petani," kata Koordinator aksi unjuk rasa, Herman Fauzi di Situbondo, Kamis (11/07).
Aksi demonstrasi tersebut rencananya akan digelar pada Senin (15/7/19) di depan pintu gerbang Pabrik Gula Assembagoes, Kecamatan Asembagus.
Dalam aksi tersebut, sambung dia, ada ratusan petani gabungan dari petani tebu dari Kecamatan Jangkar, Asembagus dan Kecamatan Banyuputih.
Mereka juga menuntut kepastian giling dan PG beroperasi optimal yang direncanakan dapat menambah kapasitas giling 6.000 ton per hari itu.
"Meskipun PG Assembagoes membeli tebu petani dengan sistem pembelian putus (SPT) atau membeli secara tunai, tetap merugikan petani. Karena PG membeli tebu petani dengan harga Rp47.000 per kuintal dan dua hari ini naik jadi Rp48.000 per kuintal. Namun harga tersebut masih merugikan petani, dan standarnya petani tidak rugi antara Rp50.000 hingga Rp55.000 per kuintal," ucapnya.
Menurut Fauzi yang juga petani itu, unjuk rasa dilakukan juga menuntut pencopotan General Manajer PG Assembagoes, karena dinilai hanya memberikan janji-janji giling tebu akan optimal dan jadwal giling tebu juga kerap ditunda dengan berbagai alasan.
"Tuntutan utama kami kepastian giling di PG Assembagoes, dan pencopotan GM yang kami nilai hanya janji giling optimal, namun pada kenyataannya giling tebu di PG Assembagoes tidak optimal sesuai yang direncanakan setelah direvitalisasi," ujarnya.
Dalam surat pemberitahuan aksi damai ke Polres Situbondo, petani ini akan menutup jalur pantura Situbondo, tepatnya di depan PG Asembagoes.
Sebelumnya, Komisi II DPRD Situbondo juga telah mendesak Kementerian BUMN agar memberikan pengawasan khusus terhadap PG Assembagoes yang telah direvitalisasi, namun hingga saat ini belum beroperasi optimal. (Ant)