Polda Jatim Respons Tuntutan Usut Penembakan Mahasiswa
SURABAYA-Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan berjanji akan menyampaikan secara terbuka hasil investigasi Polri terkait meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, saat unjuk rasa beberapa waktu lalu.
"Kapolri sudah memerintahkan untuk melakukan investigasi dengan beberapa tim yang sudah dibentuk. Kami tinggal menunggu apa hasil temuan nanti dan akan disampaikan secara terbuka," ujar Luki menemui mahasiswa dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (30/09).
Kapolda mengaku paham dengan aspirasi yang disampaikan mahasiswa sehingga akan meneruskannya ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Kami tadi menerima mereka dan alhamdulillah aspirasi yang tadi disampaikan kami akan tindaklanjuti. Mereka berharap kepada Polda Jawa Timur yang selama ini pola penanganan unjuk rasa yang sudah baik, tetap untuk ditingkatkan dan mengedepankan komunikasi," ujarnya.
Kapolda mengimbau kepada mahasiswa atau pelajar di Jatim tak terpengaruh pihak-pihak yang mengajak ikut aksi yang menjurus ke anarkis dan tidak sesuai aturan.
"Kami berharap tidak terpengaruh pihak-pihak yang ingin mengajak adik-adik pelajar ini kepada hal-hal yang tidak sesuai aturan. Ada yang membawa barang-barang berbahaya dan itu bisa diamankan orang tuanya dan gurunya dipanghil dan dikembalikan," tutupnya.
Sebagai informasi, ratusan mahasiswa AMM Jatim menggelar aksi di depan Mapolda setempat guna mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuntaskan kasus penembakan terhadap mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Segera usut penembakan terhadap Randi dan kematian Kardawi. Apabila tak diusut kematian mereka, kami menuntut Tito mundur dari Kapolri," kata Ketua DPD IMM Jawa Timur Andreas Susanto.
Kasus penembakan yang dimaksud AMM adalah terhadap mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Randi (21), dan juga mahasiswa lainnya yang meninggal yakni M Yusuf Kardawi (19) saat unjuk rasa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara. (Ant)