RSUD dr Soetomo Jelaskan soal Dugaan Bayi Tertukar
Surabaya-Humas Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Surabaya, dr Pesta Parulian menjelaskan soal dugaan bayi tertukar yang dialami pasangan Siti Romlah dan Mughni, Senin (15/04).
Diketahui, pasangan suami istri meragukan bayi yang baru dilahirkan adalah anak mereka.
Pasalnya, menurut mereka, petugas mengatakan bayi yang dilahirkan berjenis kelamin perempuan. Namun, kenyataannya ternyata berjenis kelamin laki-laki.
Pesta mengungkapkan, pihak rumah sakit sudah menegcek data administratif dan memanggil petugas medis yang bertugas selama persalinan hingga perawatan bayi.
"Dari kemarin kami sudah mengumpulkan petugas yang bertugas. Kami perlu mencocokkan informasi yang kami dapat dengan keluarga pasien, tetapi sampai hari ini keluarganya belum bisa datang. Kalau dari sisi administrasi tidak ada tertukarnya bayi," ujarnya di Surabaya, Selasa (16/04).
Keluarga yang dimaksud merupakan keluarga yang menerima informasi bahwa bayi yang dilahirkan perempuan. Keterangan keluarga dibutuhkan untuk mengonfirmasi keterangan yang diberikan petugas.
Pembuktian kedua secara ilmiah, bisa tes laboratorium hingga tes canggih. Tergantung perkembangan pembuktian secara administrasi dengan keluarga pasien," katanya.
Menurutnya sampai saat ini masih menelusuri kebenaran kabar adanya dugaan bayi dari pasangan Siti Romlah dan Mughni yang tertukar.
"Penanganan bayi setelah operasi caesar sesuai prosedur. Tetapi kami perlu menelusuri dari mana berita tersebut dan masih memeriksa dokumen rekam medis bayi yang bersangkutan. Apakah benar bayi tersebut tertukar atau ada miss-informasi," ujarnya.
Penelusuran meliputi kapan bayi itu lahir, siapa dokter yang menangani, siapa dokter atau perawat yang memberi informasi, sehingga bisa diketahui apakah ada informasi yang salah atau belum tepat.
"Ada kemungkinan petugas salah ngomong. Masalahnya bayi lahir tidak langsung punya nama, makanya dikasih nama ibunya. Dan nama ibu pastinya perempuan, tetapi dari gelang bayi sejak turun di kamar operasi gelangnya biru yang menunjukkan bayi laki-laki," jelasnya.
Ia menegaskan selama proses operasi yang tergolong darurat ibu bayi dibius total. Sementara prosedur RSUD Dr Soetomo tidak memperbolehkan suami mendampingi di dalam ruang operasi.
"Jadi, kami masih mengkaji dari mana sumber perbedaan informasi ini. Karena secara administrasi sudah benar. Kami usahakan secepatnya tuntas," tutupnya. (Ant)