Takut Rugi, Petambak Udang Kurangi Takaran Benih
Sidoarjo - Peralihan musim kemarau ke musim hujan di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur mendorong petambak udang mengurangi takaran menebar benih udang yang akan dimasukkan ke dalam tambak.
"Jika tambak dengan ukuran sembilan hektar saya menebarkan benih udang sebanyak 20 ribu ekor, dari jumlah biasanya sebanyak 30 ribu ekor," ujar Khumaidi, salah satu petambak asal Desa Buncitan, Sedati Sidoarjo, Rabu (21/11).
Perubahan musim sepeti saat ini, lanjut dia, menyebabkan tingkat keasaman air hujan cukup tinggi, apalagi polusi udara yang dibawa oleh air hujan dan ditampung di dalam tambak sering menyebabkan banyak udang mati.
Selain mengurangi takaran menebar benih udang, petani tambak di Sidoarjo juga rutin melakukan pengecekan kadar keasaman air yang ada di dalam tambak.
"Biasanya pengecekan dilakukan dua hari sekali, pada pagi hari. Atau juga setelah turun hujan, karena ada kecenderungan keasaman air tambak akan berubah, seiring guyuran hujan," ujarnya.
Menurutnya, kualitas air yang bagus merupakan sarana utama supaya kondisi udang yang ditebar bisa tumbuh dengan maksimal.
"Tidak hanya untuk udang, tetapi untuk ikan bandeng juga diperlukan penanganan yang sama, supaya ikan bisa tumbuh dengan maksimal dan hasilnya bisa bagus," terangnya.
Antisipasi yang dilakukan oleh petambak ini biasanya berlangsung selama satu sampai dengan dua bulan, baru kemudian berjalan seperti biasanya.
"Hal ini dilakukan supaya tidak banyak ikan atau udang yang mati demi keberlangsungan petani tambak di Sidoarjo," pungkas Khumaidi.