Tarif Gas Bumi Cekik Warga Mojokerto
MOJOKERTO-Sejumlah warga Kota Mojokerto, Jawa Timur, memutuskan berhenti berlangganan gas bumi Perusahaan Gas Negara (PGN) lantaran tarifnya dianggap mahal.
Kartini misalnya, salah satu pelanggan gas bumi ini mengaku mendapat tagihan pertama Rp 196 ribu pada Desember 2018. Karena dinilainya mahal, dia memutuskan tidak membayar tagihan selama 5 bulan.
Warga RT 7 RW 2, Kelurahan Surodinawan ini menuturkan alasan menggunakan gas bumi. Mulanya, sambung Kartini, dirinya tertarik menggunakan gas bumi karena dimingi labih ekomis dari pada menggunakan elpiji, namun ternyata lebih mahal.
“Selama lima bulan tidak saya bayar karena tagihannya total Rp 700 ribu lebih. Saya tidak punya uang untuk membayar,” tutur Kartini, Kamis (05/09).
Kondisi keuangan Kartini tidak memungkinkannya untuk membayar uang sebanyak itu hingga terpaksa beralih ke gas elpiji, sebanyak dua tabung per bulan.
Keluhan mahalnya tagihan pertama penggunaan gas bumi juga disampaikan Eris (33), warga RT 01 RW 4, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, sebesar Rp270 ribu.
Dianggap mahal, Eris kemudian tidak membayar tagihan selama tiga bulan berikutnya.
“Karena banyak yang bilang tarif berikutnya akan murah, saya lunasi tunggakan tagihannya. Sehingga tidak jadi diputus,” ucapnya mengutip faktualnews.co.
Eris mengatakan bila nantinya ternyata masih mahal, dirinya akan kembali pakai elpiji dengan alasan lebih murah.
"Rata-rata sebulan saya habis empat tabung melon seharga Rp 72 ribu," ujarnya.
Sebagai informasi di wilayah Kota Mojokerto, gas bumi telah disalurkan ke sembilan ribu rumah tangga.
Penyaluran tersebut tersebar di Kelurahan Magersari, Gedongan, Balongsari, Kedundung, Purwotengah, Jagalan, Sentanan, Mentikan, Kauman, Prajurit Kulon, Surodinawan dan Miji.