Tipologi Situs Candi Gedog Era Majapahit
BLITAR-Temuan struktur bangunan situs serta arca di Kelurahan Gedog, Kota Blitar, terus diteliti Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto, Jawa Timur.
Arkeolog BPCB menjelaskan, dari dimensi bata diketahui panjangnya kurang lebih 33 cm, lebar antara 21-23 cm, dengan ketebalan 5-7 cm sehingga dari tipologinya masih era Majapahit.
Sementara susunan dari beberapa titik ada gabungan antara bata dan batu andesit, yang dimungkinkan kombinasi arsitektural di bangunan tersebut.
"Yang jelas ada struktur bata, Kala, batu andesit, sisanya memang tatanan batu. Ada di bagian tengah, Kala pusatnya, barat komponen bagian kompleks candi," kata Arkeolog BPCB Mojokerto, Wicaksono Dwi Nugroho di Blitar, Rabu (04/09).
Pihaknya belum bisa memastikan terkait dengan bentuk candi tersebut. Namun, dari titik yang telah diteliti untuk menduga seberapa luas bangunan tersebut.
"Belum terlalu tergesa-gesa soal bentuk. Dari titik kami duga keluasan bisa. Bentuk harus dilihat dulu. Kalau runtuh susah. Minimal kami ketahui sisa, fondasi seberapa luas dari kompleks percandian ini," ujar dia.
"Ada tujuh titik yang berupa tatanan struktur bata, satu temuan Kala, yang semuanya diindikasikan di lokasi ini memang merupakan kompleks percandian," imbuhnya.
Dwi menjelaskan, dari keterangan yang diterimanya, di tempat ini pernah berdiri candi megah tapi terjadi bencana Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut).
"Ke depan akan kami survei lagi," kata dia.
Soal rencana ekskavasi, Dwi mengatakan masih menunggu keputusan pimpinan dan koordinasi dengan pemilik lahan serta pemangku kebijakan setempat.
Diketahui, sebuah batu mirip arca ditemukan di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar. Di sekitar lokasi itu terdapat sisa puing Candi Gedog atau yang dikenal Punden Joko Pangon.
Jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi temuan batu mirip arca tersebut. Situs Candi Gedog merupakan reruntuhan candi yang terletak di Kelurahan Gedog, Kota Blitar tersebut.