Warga Tolak Pembebasan Lahan di Kaki Suramadu
BANGAKALAN-Puluhan warga Sekarbunguh, Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur menolak pembebasan lahan untuk pembangunan tempat wisata di kaki Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) sisi utara.
Pasalnya, pembangunan tersebut dinilai akan mengancam ruang hidup nelayan Sekarbunguh dan akan mengorbankan beberapa permukiman warga setempat.
“Mata pencaharian kami adalah sebagai nelayan, Pak. Jika kami dipindah maka kami akan mencari nafkah ke mana, Pak? Keahlian warga di sini hanya sebagai nelayan,” ucap Ibnu Abdillah pada petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bangkalan dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) dalam rangka menyerap aspirasi warga, Rabu (07/08).
Warga juga menyoal sosialisasi rencana pembangunan wisata di kaki Suramadu tersebut. “Siapa saja yang diundang. Setahu kami tidak ada sama sekali sosialisasi kepada warga sini,” ujar Abdillah.
Merespon hal itu, Diputi Perencanaan BPWS Agus Wahyudi mengatakan bila seratus persen dari jumlah warga Sekarbunguh sepakat tidak setuju, maka pihaknya tidak akan melanjutkan.
"Tetapi jika hanya sekian persen, maka kami akan biarkan saja orang itu,” ujarnya.
Agus juga menegaskan pihaknya sudah melakukan sosialisasi.
Sebagai Informasi, Gubernur Jawa Timur Khofifah bertekad ingin membangun Islamic Science Park di Kaki Jembatan Suramadu sisi Bangkalan Madura sekaligus menjadi pasar syariah internasional.
“Nanti akan didisplay di pojok (kaki) Suramadu area Bangkalan Madura tentang rencana format Islamic Science Spark. Bahkan tim saya sudah mendaftarkan ke HAKI,” beber Khofifah.
Lahan yang dibutuhkan untuk Islamic Science Park, kata Khofifah sekitar 40 hektar dimana 20 persen diantaranya akan digunakan untuk edukasi berupa museum Islam digital, 30 persen untuk Art (seni) dan 50 persen untuk Entertainment.
“Nanti juga ada semacam Islamic center dengan standar internasional dimana ada halal food, halal tourism dan hotel syariah,” jelasnya. (koranmadura)