ACT Madiun Galang Dana untuk Korban Karhutla
MADIUN - Sejumlah relawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Madiun, menggalang bantuan dana untuk korban asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pulau Sumatra dan Kalimantan, yang kondisinya kian parah.
Kepala Cabang ACT Madiun Sumintoro mengatakan, aksi penggalangan dana digelar bersama komunitas KAMMI Madiun di area Taman Bantaran Kota Madiun, saat kegiatan "Sunday Market" berlangsung.
"Kami terus menggalang bantuan. Tidak hanya uang, tetapi juga barang. Karena mereka masih membutuhkan bantuan dari banyak pihak," ujar Sumintoro kepada wartawan di Madiun, Minggu (22/9).
Terdapat belasan relawan yang turun ke lokasi. Mereka memulai aksinya sejak pukul 6.30 WIB dan berakhir pukul 10.00 WIN. Dalam aksi tersebut, para relawan sengaja memakai masker sebagai simbolisasi atas sikap melawan asap di Indonesia, yang terjadi akibat karhutla.
Menurut Sumintoro, aksi serupa juga dilakukan oleh semua cabang ACT di seluruh Indonesia. Hal itu karena ACT merasa bahwa bencana asap tahun ini telah menjadi kondisi yang darurat.
"Hingga kini kondisinya belum ada tanda-tanda akan menurun secara signifikan. Bahkan terus meluas dan memakan lebih banyak korban," kata Sumintoro.
Marketing Komunikasi ACT Madiun Aferu Fajar menambahkan, ACT membuka seluas-luasnya bantuan dari masyarakat. Bantuan dapat diberikan dalam bentuk apa pun.
Di antaranya yang paling penting adalah masker N95, bahan makanan berupa beras, air mineral, susu, kacang hijau, dan gula.
"Kami siap berkolaborasi dengan siapa saja. Asalkan itu untuk kebaikan. Berupa apa pun bantuannya. Silakan menghubungi kami. Insyaa Allah kami dengan senang hati bekerja sama," kata Aferu.
Adapun, dari aksi penggalangan dana tersebut, telah berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp4.788.800. Sesuai rencana, bantuan tersebut akan langsung disalurkan melalui ACT yang telah membuka pos komando di lokasi-lokasi bencana.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, enam provinsi di Indonesia masuk kategori darurat kebakaran hutan. Enam provinsi tersebut Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan yang menjadi daerah terdampak.
Total luas lahan terbakar adalah 328.722 hektare. Dampak yang paling terasa akibat kebakaran hutan adalah berupa kabut asap yang menyebabkan gangguan kesehatan, seperti ISPA (inspeksi saluran penafasan atas) serta terganggunya kegiatan perekonomian dan pendidikan. Sekurang-kurangnya 30 jutaan jiwa menjadi korban. (Ant).