Ada 3 Gerakan untuk Mengacau Pemilu 2019
Banyuwangi-Mahfud MD mengungkapkan ada tiga gerakan yang bertujuan mengacaukan Pemilihan Umum 2019 dan salah satunya ledakan bom di Jakarta saat debat calon presiden.
"Selain ledakan bom saat debat capres, juga ada pembakaran mobil dan motor di Jawa Tengah, dengan pola yang sama dan jam kejadian juga sama, dan ketika ada yang tertangkap mengaku iseng, akan tetapi keesokan harinya kembali terjadi. Dua minggu lalu saya bertemu Kapolri katanya sudah ada 27 kasus. Dengan pola yang sama itu merupakan gerakan mengacau pemilu," kata Mahfud MD usai kegiatan Jelajah Kebangsaan di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (22/02).
Kedua, gerakan mengacau pemilu kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu yakni berita bohong atau hoaks, yang jelas tidak benar disebarkan hingga masyarakat resah dan salah satu contohnya berita hoaks dicoblosnya surat suara tujuh kontainer, dan adanya berita hoaks KH Ma'ruf Amin akan diganti di tengah perjalanan, semua informasi itu tidak mendasar.
Sedangkan gerakan mengacau pemilu yang ketiga, katanya, yaitu gerakan yang bertentangan dengan akal sehat, seperti KPU dinilai antek dan didekte oleh pemerintah.
"Percayalah tuduhan itu tidak benar, karena selama saya menjadi Ketua MK, mengadili kasus-kasus seperti itu KPU independen, dan KPU itu dibentuk oleh partai politik, tapi kenapa dituduhkan kepada petahana. Mohon maaf anda boleh pilih siapa saja. Tetapi anda melakukan sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat itu sama saja merongrong pemilu dan kredibilitas pemilu," ujar pria kelahiran Madura itu.
Mahfud MD berpesan dari kubu manapun agar tidak memproduksi dan menyebar berita-berita hoaks dalam pemilu.
"Janganlah menyebar berita hoaks, kita akan terhormat apabila 'fair' dalam kontestasi, karena hoaks hasilnya tidak akan baik dan menimbulkan sakit hati antara satu dengan yang lain. Tetapi apabila kalah secara terhormat dan menang secara terhormat, maka negara ini dapat berjalan dengan baik," pungkasnya. (Ant)