Dikawal Rakyat, Pemilu 2019 Harus Jurdil
Jakarta-Protes dan kritik terhadap pelaksanaan Pemilu yang berlangsung pada 17 April kemarin terus bergulir meski hampir sepekan pesta demokrasi lima tahunan itu dilaksanakan.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Sodik Mujahid mengingatkan kritik dan protes yang disampaikan publik ditujukan untuk mewujudkan Pemilu yang jujur dan adil (jurdil).
Menurutnya, hal ini sebagai wujud demokrasi yang konsisten dengan semangat reformasi.
"Jangan samakan Pemilu 2019 dengan Pemilu zaman tahun 1970-an awal Orba. Jangan khianati reformasi," kata Sodik di Jakarta, Selasa (23/04/2019).
Sodik menambahkan, perbedaan hasil penghitungan suara BPN dengan quick count (hitung cepat) lembaga survei adalah hal yang lumrah dan sebagai bentuk kontrol dari BPN demi terciptanya pemilu yang jurdil.
"Kalau beda dikit-dikit wajar. Tapi kalau beda banyak maka tidak wajar," sambungnya.
Kendati demikian, Sodik mengaku takjub dengan partisipasi yang diberikan masyarakat dalam mengawal penghitungan suara.
Menurutnya, apa yang dilakukan publik bisa disebut sebagai sebuah bentuk protes atau kepedulian agar tercipta pemilu yang bersih.
"(Ini) bentuk protes dan bentuk kepedulian," tutupnya.