Dirjen PDT Ajak Startup Turun Tangan Jual Produk Desa
JAKARTA-Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kementerian Desa (Kemendes), Samsul Widodo mengajak pelaku startup ikut mengkonsolidasikan produk UKM di pedesaan untuk diekspor.
"Startup harus ikut meningkatkan kreativitas pada level bawah sehingga kita mampu ekspor. Bagaimana kita bisa menghasilkan produk yang bisa kita ekspor? Ini yang harus kita pikirkan bersama. Makanya saya selalu tantang teman e-commerce untuk mikirin ini," kata Dirjen PDT Kemendes dalam workshop bertema "Peran E-Commerce dalam Menembus Pasar Global" pada sesi workshop pasar idEA di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/08).
Startup atau pelaku digital marketing, sambung Samsul, harus turun tangan mengedukasi pemerintah daerah sehingga ekspor menjadi gerakan nasional.
"Jadi tidak masing-masing. Ini problem kita yang sebenarnya bisa kita atasi. Dan Kami di Badan Usaha Milik Desa melakukan konsolidasi itu," ujarnya.
Menurutnya, yang mesti dilakukan startup adalah melakukan konsolidasi produk yang dihasilkan petani kecil.
"Kami sudah punya skema dan sudah kami jalankan. Untuk ekspor kami intensif dengan Alibaba untuk mempraktikkan secara ekspor. Ini yang harus kita selesaikan," jelasnya.
Pelaku digital marketing seperti Shopee, Lazada dan lainnya juga dimintanya untuk terjun lebih dalam bersama Kemendes PDTT membuat pilot projek dan mengkurasi produk pedesaan menembus pasar internasional.
Pemasaran produk-produk unggulan desa dan daerah tertinggal dapat dipermudah dengan adanya sistem perdagangan elektronik atau yang dikenal dengan sebutan e-commerce.
Dengan adanya e-commerce, maka para pengrajin, petani, nelayan, peternak, dan produsen lainnya dapat menjual produk mereka tanpa perlu bertemu langsung dengan para pembeli, sehingga produk yang dijual dapat dipasarkan baik nasional maupun internasional.
"Kita punya petani, kita punya pengrajin, kita punya penjahit. Jangan salah, penjahit kita murah-murah. Kenapa kita bisa bersaing. Kita punya Badan Usaha Milik Desa mereka yang bisa mengkosolidasi produk," paparnya.
Kemendes PDTT, sambung Samsul Widodo, mendorong Badan Usaha Milik Desa mengkonsolidari potensi desa.
"Tanah-tanah mereka konsolidasi sehingga mereka mempunyai produk bernilai ekonomi, sehingga nanti kita bisa investasi mesin-mesin untuk pengolahan. Kalau dilakukan masing-masing tidak bisa," jelasnya.
Persoalan lain yang juga harus dipikirkan, kata Samsul, bukan saja soal komoditas dan kreativitas saja, tetapi ada juga isu mengenai logistik yang harus diselesaikan sehingga petani bisa melakukan ekspor tanpa harus menunggu pemerintah.
"Kami dengan Kementerian Perhubungan mengembangkan kontainer tiga ton, ini bisa diangkut masuk ke desa-desa untuk mengkosolidasi masuk ke pelabuhan dan kontainer yang agak besar, Jadi ini end to end. Jadi dari petani, nelayan langsung tujuan market place," pungkasnya.
Sebagai informasi, Pasar idEA adalah sebuah acara pameran Online to Offline (O2O) di mana berbagai pihak pelaku e-commerce di Indonesia dapat mensosialisasikan programnya serta memberikan pelanggan beragam promo dan sale besar-besaran.