Ekonomi Tumbuh 5%, RI Hanya Kalah dari China dan India
Jakarta-Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen masih dinilai cukup tinggi di antara negara-negara G 20. Indonesia hanya kalah dari China dan India.
Juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, M. Misbakhun membenarkan Jokowi pernah menjanjikan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen, namun kondisi global tidak sesuai harapan.
“Masyarakat harus tahu dan realistis. Saat itu Pak Jokowi mewarisi pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami penurunan sejak tahun 2010-2011 karena penurunan harga komoditas,” katanya di Jakarta, Sabtu (06/04).
Misbakhun menjelaskan, sejak setahun setelah menjabat Jokowi berusaha menahan agar angka pertumbuhan ekonomi yang mulai mendekati 4,9 persen itu tetap bertahan pada kisaran 4,9 pesen atau bahkan mendekati 5 persen.
“Alhamdulilah Pak Jokowi bisa mengangkat sampai 5,1 atau mendekati 5,2,” tegasnya.
Yang harus dipahami masyarakat, sambung Misbakhun, ada kondisi kondisi global dan regional yang tidak pernah dialami sebelumnya yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap pada kondisi sekitar 5 persen.
Misbakhun membantah pihak-pihak yang menyebut pertumbuhan ekonomi stagnan.
Sebab, angka pertumbuhan 5,02 persen, 5,05 persen sampai 5,17 persen bukan angka yang rendah.
Menurut Misbakhun, angka itu merupakan sebuah prestasi di saat kondisi global tidak menentu akibat perang dagang antara Amerika dan China. Selain itu, ada kondisi pertumbuhan ekonomi China yang cenderung mengalami penurunan.
“Ekonomi China menurun dari pertama double digit hingga sekarang di kisaran 6 persen hampir 7 persen. India yang dulu sekitar hampir 10 persen mendekati double digit sekarang hanya 7,2 persen. Kemudian ada situasi global di mana semua prediksi proyeksi pertumbuhan selalu dipangkas IMF dan World Bank, karena ada kondisi ketidakpastian global yang harus diantisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Karena itu, Misbakhun memastikan pertumbuhan ekonomi 5,17 persen yang dicapai Jokowi adalah pertumbuhan ekonomi yang masih cukup tinggi.
“Indonesia hanya kalah dari India dan China. Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih bagus dibanding negara emerging market lainnya seperti Rusia, Turki, Afrika Selatan, Brazil. Pertumbuhan ekonomi 5,17 adalah yang terbaik,” tegasnya.
Indonesia, lanjut Misbakhun, berusaha memperkuat ekonomi domestik supaya pertumbuhan ekonomi tetap stabil di atas 5 persen.
Perekonomian diperkuat dengan pembangunan infrastruktur seperti interkoneksi di Jawa, Sumatera, dengan pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, pembangunan di wilayah perbatasan dan menurunkan biaya logistik.
“Ini adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” tegasnya.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang masif tersebut diyakini manfaatnya bisa dirasakan dalam waktu dekat.
"Akan mulai dituai oleh pemerintah karena bagaimana nanti pertumbuhan kawasan dan bagaimana pemerintah mengisi konten kawasan itu akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang,” tutupnya.