Jokowi Kesal soal Tender Konstruksi: Akhirnya Gedung SD Ambruk!
JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekesalannya saat mengetahui masih adanya tender untuk proyek konstruksi senilai Rp31 triliun menjelang akhir tahun.
Dampak dari buruknya tender dan pengadaan barang dan jasa tersebut, kata Jokowi, bangunan pun banyak yang ambruk, termasuk gedung SD.
"Akhirnya apa? Kualitas pasti jelek, jembatan ambruk, karena begini-begini ini, November masih tender, bagaimana? Gedung SD ada yang ambruk, karena apa? Ya begini-begini, kerja cepat-cepatan pas kerja, pas bulan basah, bulan hujan ya sudah, ngerti kita, gak mungkin kita buat konstruksi kerja semua pake payung, sudah bohong lah," ungkap Presiden Jokowi saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2019 di Jakarta, Rabu (06/11).
(Gedung SDN Gentong di Pasuruan, Jawa Timur, ambruk)
Presiden juga melihat pengadaan barang dan jasa kementerian/lembaga dan pemerintah daerah banyak yang dikerjakan pada kuartal IV anggaran tahun berjalan.
"Buat apa bangun sistem seperti itu kalau bulan November masih ada e-tendering Rp31 triliun dan itu pekerjaan konstruksi? Kalau e-purchasing itu OK, pengadaan barang itu masih OK, tapi itu juga terlambat. Kita senangnya kejar-kejaran di Oktober, November Desember. Mindset seperti ini harus diubah," ungkap Jokowi melansir Antara.
Presiden menegaskan agar kementerian maupun lembaga jangan mengulang pola pengadaan barang/jasa yang terburu-buru.
"Tahun depan kalau ada laporan lagi seperti ini Pak Roni, saya akan lihat di kota, kabupaten, provinsi mana atau di kementerian apa. Ngapain proses-proses e-procurement sudah jalan bertahun-tahun tapi 'mindset' kita masih 'mindset' manual. Apa gunanya e-procurement, e-purchasing, e-tendering?" tegas Presiden.
Kepala negara meminta agar praktik tender konstruksi yang mepet dengan tutup tahun tersebut tidak lagi diulang.
"Tinggal 2 bulan masih urusan lelang konstruksi, ini tidak bisa diterus-teruskan. Saya mengalami semuanya seperti ini. Tidak mungkin lepas Agustus masih lelang tapi kenyataannya, banyak sekali dan tiap tahun kita ulang-ulang terus kesalahan ini," tegas Presiden.
BACA JUGA:
Ambruk, Konstruksi Atap SDN Gentong Diduga Tak Sesuai Prosedur
Khofifah: Jangan Ada Pungutan ke Korban!
Sebelumnya, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Roni Dwi Susanto mengatakan sampai November 2019, masih ada paket pekerjaan senilai Rp39 triliun yang masih berproses pada sistem e-tendering, termasuk pekerjaan konstruksi senilai Rp31,7 triliun, yang akan mempengaruhi kinerja dan penyerapan anggaran.
Jumlah tersebut berasal dari pagu pengumuman e-tendering sejumlah Rp304,1 triliun namun yang sudah selesai tender baru Rp265,1 triliun dengan Rp182 triliun untuk proyek konstruksi.