Jokowi: Natuna Diklaim Masuk LCS, Saya Panas!
Bangkalan - Saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan, Calon presiden petahana, Joko Widodo (Jokowi) mengisahkan pengalamannya saat harus naik kapal perang di Pulau Natuna.
Saat itu Tiongkok mengklaim Pulau Natuna masuk wilayah Laut China Selatan sehingga membuatnya harus mati-matian mempertahankannya.
"Waktu ada klaim Pulau Natuna itu masuk Laut China Selatan (LCS), saya panas, saya bawa kapal perang ke Natuna," kata Jokowi di Bangkalan, Madura, Jatim, Rabu (19/12).
Saat itu capres nomor urut 01 ingin menunjukkan Natuna merupakan wilayah teritorial Indonesia. Terlebih sekitar 169.000 penduduk yang seluruhnya WNI menempati wilayah tersebut.
"Saya sampaikan Natuna itu di daerah teritorial Indonesia. Karena penduduk Natuna itu 169.000 penduduk Indonesia," ungkapnya.
Ia menekankan, siapapun yang menentang hal itu maka Pemerintah RI siap menghadapinya. "Kalau mau ajak berantem ya kita ramai-ramai, kalau ada yang macam-macam," ucapnya.
Diketahui, para ulama asal Pulau Garam turut diundang dalam acara deklasi tersebut. Ulama Bangkalan yang diundang di antaranya KH. Muhammad Faishal Anwar, KH. Zubair Muntashor, KH. Abdul Azhim Kholily, R.KH. Fakhrillah Aschal, KH. Abdul Muhaimin Makki, dan KH. Syaifuddin Damanhuri.
Adapun ulama dari Sampang yang diundang antara lain KH. Syafiuddin Wahid, Jabir Ali Ridha, KH. Mamak Muafi, KH. Ja'far Wahid, KH. Fauzan Zainal, Wasik Masrai. Sedangkan ulama dari Pamekasan yang diundang, yaitu KH. Afifuddin Toha, KH. Muhdlar Qarib, KH. Ja'far Fauzi, KH. Hamid Mannan, KH. Taufiq Hasyim, KH. Misbahul Munir LC, KH. Hadari Ramli.
Ulama dari Sumenep yang ikut dalam deklarasi mendukung Jokowi-Ma'ruf ini antara lain KH. Moh. Taufiq Rahman Fm, KH. Panji Taufiq, KH. Syafraji, KH. Imam Hasyim, KH. Abdul Muqshid, dan KH. Imam Khodri.