Petani Garam Tuntut Jokowi Cabut Pernyataannya
SUMENEP-Massa Himpunan Masyarakat Petambak Garam Sumenep, Madura, Jawa Timur, memperoters pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kualitas garam Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih baik dibanding garam Madura, Surabaya, dan Australia.
"Tolong cabut pernyataan Presiden. Jangan kerdilkan kami dengan pernyataannya yang tidak sesuai fakta. Garam Madura kualitasnya baik,” ujar koordinator lapangan (korlap) aksi, Dedi Ahmadi depan gedung DPRD Sumenep, Jumat (30/08).
Petambak garam, sambung Ahmadi, bakal mengundang Jokowi meninjau langsung kondisi garam rakyat Sumenep.
“Kami akan undang langsung Presiden ke Sumenep. Biar ia tahu seperti apa kualitas garam di Madura, bukan hanya menerima laporan dari pihak tertentu,” pekiknya mengutip mediamadura.com.
BACA JUGA:
Khofifah Inginkan Data Tunggal Garam
Harga Garam Hancur, Luhut Sarankan Jokowi Setop Impor
Kejanggalan di Balik Impor Garam
Sebelumnya, Presiden Jokowi, Rabu 21 Agustus, meninjau tambak garam eks tanah Hak Guna Usaha (HGU), di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (21/8) siang.
“Saya ke sini hanya ingin memastikan bahwa program untuk urusan garam ini sudah dimulai, karena kita tahu impor garam kita 3,7 juta ton, yang bisa diproduksi dalam negeri baru 1,1 juta ton. Masih jauh sekali,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai peninjauan.
Dalam peninjauan tersebut, Jokowi mengaku ditunjukkan berapa perbandingan garam yang diambil dari luar (Madura, Surabaya, Australia) untuk dibawa ke NTT.
Hasilnya, menukil laman Setkab, Presiden Jokowi menilai garam yang ada di NTT lebih bagus, lebih putih, bisa masuk ke industri, dan kalau diolah lagi bisa menjadi garam konsumsi.