PUSAD Universitas Muhammadiyah Rilis Survei Capres
Surabaya-Elektabilitas pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih unggul dari pada Prabowo-Sandi di Jawa Timur. Demikian hasil survei Pusat Studi Anti-Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Muhammadiyah.
"Hasilnya demikian bahwa di Jatim Jokowi-Ma'ruf lebih unggul daripada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," kata Direktur Eksekutif PUSAD UM Surabaya, Satria Unggul WP, di sela diskusi dan rilis survei politik Jawa Timur 2019 di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis (28/03).
Ia memerinci pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan 56,8 persen suara, sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno sebanyak 38,3 persen suara. Sementara itu, yang belum memilih 4,9 persen dengan penentuan sikap politik masyarakat Jatim sebesar 95,1 persen.
Dari hasil survei di lapangan, kata dia, alasan pilihan elektoral lebih ditekankan pada pasangan calon sesuai dengan program yang ditawarkan: sosok yang merakyat dan berpengalaman.
Di tempat sama, PUSAD juga merilis elektabilitas partai politik untuk Pemilu 2019, yakni tiga besar masing-masing PDI Perjuangan dengan raihan 25,6 persen, PKB 22,7 persen, dan Partai Gerindra 18,9 persen.
Menurut dia, faktor dominan dari keterpilihan ketiga partai politik tersebut di Jawa Timur lebih dominan karena pengusungan pasangan calon peserta Pilpres 2019.
"Temuan lainnya, yaitu pilihan partai politik masyarakat Jatim beragama Islam didominasi oleh PDI Perjuangan sebanyak 36,1 persen, dilanjutkan Gerindra sebanyak 20,7 persen, dan PKB sebanyak 12,6 persen," ujarnya.
Survei itu dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 20 Maret 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 1.067 responden atau dengan tingkat toleransi 3 persen dan tingkat kesalahan penelitian 5 persen.
Teknik pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling di 38 kabupaten/kota di Jatim, yang masing-masing daerah diambil empat sampai dengan lima kecamatan untuk dijadikan sampel penelitian secara proporsional.
"Kami juga menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka untuk memperkuat paradigma survei PUSAD UM Surabaya," pungkasnya. (Ant)